20 April 2021 In Berita

 

Tingginya permintaan mencit putih (Mammalia: Mus musculus L.) untuk keperluan ilmiah dan hobi di Indonesia membuat harga mencit putih melambung tinggi, sementara ketersediaan mencit dengan kualitas standar masih sangat terbatas. Oleh sebab itu, usaha budidaya mencit putih merupakan peluang yang sangat menjanjikan untuk memenuhi pangsa pasar yang tinggi.

Merespon peluang dari permasalahan tersebut, Dr. Putra Santoso bersama tim dari Laboratorium Fisiologi Hewan Jurusan Biologi Dr. Resti Rahayu dan Robby Jannatan, M.Si kemudian melakukan kegiatan pelatihan teknik budidaya mencit putih kepada siswa SMA 5 Bukittinggi. Mengingat sekarang kemauan anak muda untuk berwirausaha sangat tinggi, menjadikan budidaya mencit putih sebagai peluang usaha alternatif bagi anak muda akan sangat menjanjikan dan menguntungkan.

 


Kegiatan pelatihan dilakukan dengan metode ceramah oleh dosen dan praktek langsung oleh peserta. Metode ceramah digunakan untuk menyampaikan materi teoritis sedangkan praktek langsung dilaksanakan untuk membina keahlian dasar dari peserta kegiatan. Teori yang disampaikan berupa aspek biologi reproduksi, aspek keamanan pemeliharaan, dan peluang serta strategi komersialisasi mencit putih dengan pangsa pasar skala lokal dan nasional. Topik praktek langsung meliputi identifiksi morfologi penentuan jenis kelamin (sexing) mencit putih, penguasan teknik handling (memegang dan mengendalikan) mencit putih, teknik perawatan meliputi pemeliharaan kandang, pemberian makanan dan minuman, identifikasi embrio mencit putih dengan stereomikroskop, pembedahan mencit putih untuk identifikasi anatomi organ dalam dan teknik mengawinkan mencit dan pemeliharaan anakan.

20 April 2021 In Berita

Fakultas MIPA UNAND telah mengumumkan hasil seleksi proposal penelitian dan pengabdian kepada masyarakat tahun 2021 pada tanggal 16 April 2021. Penerimaan proposal yang telah dibuka bulan lalu telah melewati proses seleksi oleh tim reviewer yang direkomendasikan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNAND. Proses seleksi menghasilkan 25 proposal penelitian dan 13 proposal pengabdian kepada masyarakat yang didanai pada tahun 2021 oleh FMIPA. Dari seluruh proposal yang didanai tersebut terdapat 7 proposal penelitian dan 4 proposal pengabdian kepada masyarakat dari Jurusan Biologi yang didanai.

 

Berikut adalah dosen Jurusan Biologi dan proposal penelitian dan pengabdian kepada masyarakatnya yang di danai:

07 April 2021 In Berita

Melanjutkan regenerasi tenaga pengajar baru yang bergelar doktor, Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Andalas belum lama ini kembali mendapatkan kabar gembira dari salah seorang staffnya yang baru saja menyelesaikan pendidikan S3nya tersebut. Muhammad Idris secara resmi menyandang gelar Doktornya dari Graduate School of Science di Osaka City University (OCU), Osaka City, Jepang. Muhammad Idris menyelesaikan disertasinya di bidang fisiologi tumbuhan, dengan meneliti efek fotomorfogenesis dari ultraviolet-B (UV-B) terhadap tumbuhan padi Oryza sativa. Penelitian ini disupervisi oleh Professor Moritoshi Iino sebagai pembimbing utama didampingi oleh beberapa orang pembimbing lainnya.

 

Program doktoral yang baru saja diselesaikan ini dibiayai oleh MEXT Mambukagakusho, didampingi pembiayaan dari Universitas Andalas dan dana pribadi. Beasiswa MEXT sendiri merupakan salah satu skim pendanaan yang disediakan oleh pemerintah Jepang kepada mahasiswa pascasarjana internasional yang diterima di salah satu perguruan tinggi yang ada di Jepang.

 

Supervisor utama: Prof. Moritoshi Iino (2014 – 2021)

Official supervisor 1: Prof. Ryouji Masui (2018 – 2019)

Official supervisor 2: Prof. Toshihiro Yamada (2019 – 2020)

Official supervisor 3: Prof. Shin Goto (2020 – 2021)

 

President of Osaka City University (Rektor): Tetsuo Arakawa

 

29 Maret 2021 In Berita

Sebanyak 8 orang dosen Biologi FMIPA berhasil memperoleh dana hibah penelitian Universitas Andalas. Mereka adalah :

25 Maret 2021 In Berita

Dalam rangka memutus rantai penyebaran Covid-19, maka Rumah Sakit Universitas Andalas melakukan kegiatan vaksinasi Covid-19 bagi seluruh Staf di lingkungan Universitas Andalas. Pada hari Kamis, 25 Maret 2021, Dosen Jurusan Biologi mendapat giliran untuk divaksinasi bersama Jurusan lainnya di Fakultas MIPA.

Kegiatan vaksinasi disambut dengan antusias oleh semua staf di Fakultas MIPA pada umumnya dan Jurusan Biologi khususnya. Dekan dan Wakil Dekan FMIPA antusias melakukan vaksinasi dengan mengajak seluruh staf Dosen di lingkungan FMIPA untuk turut serta. Dr. Wilson Novarino selaku Ketua Jurusan Biologi juga turut hadir bersama seluruh dosen di lingkungan Jurusan Biologi.

Kegiatan vaksinasi untuk FMIPA dimulai pada pukul 10.00 WIB dan ditutup pada pukul 12.00 WIB. Dosen  yang belum sempat melakukan kegiatan vaksinasi masih bisa divaksinasi di hari berikutnya. Dengan adanya kegiatan vaksinasi ini diharapkan dapat memutus mata rantai penyebaran virus Corona dan tercapainya herd immunity, sehingga proses belajar mengajar di kampus UNAND dapat kembali dilakukan dengan normal.

11 Maret 2021 In Berita



Setelah dilakukannya serah terima jabatan Ketua Jurusan Biologi dari periode 2017-2021 kepada Ketua Jurusan periode 2021-2025 oleh Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas, maka terhitung bulan Maret 2021 Dr. Wilson Novarino sebagai Ketua Jurusan, Dr. Nofrita sebagai Sekretaris Jurusan, Dr. Aadrean sebagai Ketua Prodi S1, Dr. Indra Junaidi Zakaria sebagai Ketua Prodi S2, dan Prof. Erizal Muchtar sebagai Ketua Prodi S3 Jurusan Biologi FMIPA UNAND resmi menjabat.

04 Maret 2021 In Berita

Setelah terpilih secara resmi dalam kegiatan pemilihan ketua jurusan yang berlangsung pada awal bulan Januari yang lalu, perangkat Jurusan Biologi yang terpilih secara resmi dilantik hari ini oleh Dekan Fakultas MIPA Universitas Andalas. Mereka adalah Dr. Wilson Novarino sebagai Ketua Jurusan, Dr. Nofrita sebagai Sekretaris Jurusan, Dr. Aadrean sebagai Ketua Program Studi Sarjana S1 Biologi, Dr. Indra Junaidi Zakaria sebagai Ketua Program Studi Magister S2 Biologi dan Prof. Dr. Erizal Mukhtar sebagai Ketua Program Doktor S3 Biologi.


Kegiatan pelantikan ini dibuka oleh Prof. Dr. Syukrie Arief, M.Eng (Dekan FMIPA Unand), Dr. Mahdivan Syafwan (Wakil Dekan I FMIPA Unand), Prof. Dr. Syamsuardi (Wakil Dekan II FMIPA Unand) dan Dr. Jenizon (Wakil Dekan III FMIPA Unand). hadiri oleh segenap civitas akademika Jurusan Biologi DAN Fakultas MIPA ditambah dengan tamu undangan dari jurusan lain dan yang ada di bawah Fakultas MIPA.

Serah terima Jabatan diberikan dari Pejabat lama ke Pejabat baru yang ditandatangani dan diketahui oleh dekan sebagai saksi. Adapun penyerahan serah terima jabatan tersebut yaitu, Dr. Mairawita kepada Dr. Wilson Novarino sebagai Ketua Jurusan, Suwirmen, MS kepada Dr. Nofrita sebagai Sekretaris Jurusan, Dr. Indra Junaidi Zakaria kepada Dr. Aadrean sebagai Ketua Prodi S1 yang dimana tidak bisa hadir karena kurang sehat dan diwakili oleh Dr. Nofrita, Dr. Jabang Nurdin kepada Dr. Indra Junaidi Zakaria sebagai Ketua Prodi S2 dan terakhir Prof. Dr. Dahelmi kepada Prof. Dr. Erizal Mukhtar sebagai Ketua Prodi S3.

Pada Akhir acara juga diberikan penyerahan piagam ucapan terimakasih kepada pimpinan lama periode 2017-2021 oleh Bapak Dekan FMIPA Prof. Dr. Syukrie Arief, M.Eng, dan diakhiri dengan foto bersama.

Seiring dengan doa dari semua hadirin, besar harapan kemajuan dapat dinikmati dalam empat tahun ke depan oleh Jurusan Biologi bersama perangkat jurusan yang baru saja diangkat ini.

 

18 Februari 2021 In Berita

Sebagai lembaga yang menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, melakukan penelitian atau riset merupakan salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh para dosen yang bernaung di bawahnya. Demikian pula para staff pengajar di Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Andalas yang terus melakukan berbagai kajian terutama terkait dengan kekayaan hayati Sumatera dan peranannya dalam mensejahterakan manusia.
 
Salah satu komponen yang menentukan kelancaran kegiatan penelitian yang dilakukan adalah mendapatkan pendanaan untuk mendukung kajian dan eksperimen yang diperlukan demi kemajuan ilmu pengetahuan. Sumber dana yang tersedia pun sebenarnya cukup beragam, termasuk banyak skema pendanaan yang disediakan oleh pemerintah melalui Dirjen DIKTI.
 
Untuk tahun 2021 yang baru saja berjalan ini, beberapa orang staff pengajar di jurusan Biologi berhasil mendapatkan pendanaan berdasarkan beberapa skema DIKTI. Beberapa skema didasarkan atas kinerja dan performa penelitian yang selama ini telah dilakukan, sehingga dengan sendirinya penerimaan pendanaan ini dapat diartikan sebagai pengakuan oleh DIKTI terhadap staff pengajar yang dimaksud.
 
Berdasarkan lampiran pengumuman DIKTI No. B/112/E3/RA.00/2021, terdapat tiga orang staff Jurusan Biologi yang mendapatkan kesempatan pendanaan tersebut. Mereka adalah:


1. Dr. Putra Santoso untuk Skema Penelitian Dasar (Judul: Efektivitas dan Mekanisme Kerja Serat Bengkuang Dalam Mengatasi Gangguan Homeostasis Energi, Inflamasi Hipotalamus dan Degenerasi Organ Pada Mencit Penderita Hiperglikemia Kronis) dan Skema World Class
Research (Judul: Kajian Potensi Serat Pangan Berbasis Umbi-Umbian
Tanaman Lokal Indonesia Sebagai Regulator Homeostasis Metabolisme Tubuh dan Neuroprotektif Pada Penderita Obesitas dan Diabetes Mellitus)

2. Dr. Djong Hon Tjong untuk Skema Penelitian Disertasi Doktor (Judul: Status Taksonomi dan Konservasi Kelelawar (Chiroptera) di Pulau Enggano) dan Skema Penelitian Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (Judul: Status Taksonomi, Filogenetik dan DNA Barcoding Katak Limnonectes blythii Kompleks (Anura: Dicroglossidae) Di Sumatera Barat)

3. Dr. Anthoni Agustien untuk Skema Riset Dasar (Judul: Eksplorasi Bakteri Termofilik di Tiga Tipe Sumber Air Panas Sebagai Penghasil Antibiotika, Alkohol (Bahan Utama Hand Sanitizer) dan Immunostimulant)
 
Seiring dengan rasa bangga dan ucapan selamat atas penerimaan pendanaan tersebut, tentunya sangat dinanti sekali terobosan-terobosan baru di masing-masing bidang keilmuan yang akan dicapai oleh para staff tersebut.

25 Januari 2021 In Berita

Kehidupan modern kerap kali menimbulkan masalah kesehatan yang berasal dari banyaknya bahan makanan yang kurang tepat dan tidak menyehatkan bagi tubuh. Pemakaian bahan makanan yang penuh lemak jenuh dan kurang serat, ditambah dengan pola hidup yang tidak teratur dapat berakibat pada penumpukan lemak di dalam tubuh dan berujung pada penyakit-penyakit degeneratif yang merugikan kehidupan manusia.

Dari sekian banyaknya penelitian yang dilakukan terkait dengan suplemen makanan yang dapat membantu mengurangi timbunan lemak berikut dengan gejala kesehatan yang ditimbulkannya, ternyata sedikit yang memfokuskan diri pada serat yang berasal dari umbi-umbian. Tentunya sebagai negara tropis yang kaya yang sumber daya tumbuhan berumbi, kondisi ini memberikan peluang penelitian yang sangat besar. Selain itu, hasil-hasil penelitian di bidang ini juga sangat mungkin untuk dipatenkan dan digunakan dalam bidang kesehatan dan industri makanan.

 

25 Januari 2021 In Berita

Cendana dengan nama ilmiah Santalum album L. juga dikenal dengan beberapa nama di Indonesia seperti Candana di Minangkabau, Belitung, Madura, Sunda dan Jawa, Ai nitu di Sumba, Katu Ata di Flores, Sondana di Sulawesi Utara, Ayu Luhi di Gorontalo, Ai Nituk di Roti dll. VOC ketika memperdagangkan kayu cendana dulu menyebutnya dengan Sandelhout. VOC telah memperdagangkan kayu ini sejak abad ke-17 melalui selat Malaka menuju China dan India. Kemungkinan di Indonesia, Cendana dibawa dari pulau Sumba oleh pedagang, jika dilihat dari julukannya, pulau Sumba disebut dengan Sandalwood Island.  (Gambar 1. Lukisan cendana (Santalum album L.) yang dilukis oleh salah satu Dosen Jurusan Biologi Robby Jannatan, M.Si. di atas kanvas berukuran 75x50 cm. Lukisan ini sekarang dipajang di kantor Jurusan Biologi Universitas Andalas, Sumatera Barat)

Cendana merupakan tumbuhan asli Indonesia yang tersebar di Jawa timur, Pulau Madura, Bali, Rote, Sumba, Sawoe dan Wetar. Sebagian besar cendana tersebar di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Barat (NTB). Hingga sekarang, pohon cendana telah tersebar di seluruh wilayah Indonesia hingga ke aceh dengan sebutan ceundana. Penyebaran cendana sebenarnya tidak terbatas di Indonesia saja, cendana tersebar hinggi ke India dan Semenanjung Malaya. Si cendana ini mempunya tinggi antara empat hingga sembilan meter. Mempunyai bunga berwarna merah dan bersifat hemiparasit, karena dia perlu menggantungkan hidup kepada inang di fase awal hidupnya, dia butuh inang untuk tumbuh, sistem perakaran cendana di fase awal belum mampu menopang kehidupannya. Beberapa inang dari cendana adalah Alternanthera sp., Sesbania grandiflora (pohon turi atau gala-gala), Atalaya hemiglauca, Acacia hemignosta (Akasia), Crotalaria retusa, dll. Ketergantungan terhadap inang inilah salah satu hal yang membuat cendana menjadi terancam hidupnya.