Fitoplankton dan kaitannya dengan produktifitas primer perairan di Danau Maninjau Sumatera Barat

Sebagai salah satu badan perairan tawar terbesar yang ada di Provinsi Sumatera Barat, Danau Maninjau telah lama menjadi sentra lokasi perikanan (fish farming) air tawar, baik melalui pemanfaatan populasi ikan liar asli danau ataupun ikan yang dikembangbiakan dalam keramba apung di permukaan danau. Banyaknya petani yang menggunakan keramba apung ini memberikan efek kepada perairan danau, akibat residu makanan ikan di dalam keramba yang masuk ke perairan lepas dan mempengaruhi kondisi perairan. Selain itu, terdapat beberapa faktor lain yang mempengaruhi kondisi perairan danau yang sangat penting untuk diawasi secara teratur demi menjaga kondisi yang kondusif untuk keberlangsungan perikanan air tawar di sana.


Tim peneliti yang terdiri dari sejumlah tenaga pengajar di Jurusan Biologi, Fakultas MIPA Universitas Andalas dan Fakultas Perikanan Universitas Bung Hatta melakukan penelitian terkait produktifitas perairan di Danau Maninjau dengan mengukur komponen biologi, fisik dan kimia. Fitoplankton yang menjadi indikator biologis, disertai dengan kandungan oksigen, karbondioksida serta nitrogen dan fosfat diukur bersama-sama dengan faktor fisika seperti pH, kekeruhan air, intensitas cahaya dan suhu air pada beberapa stasiun data yang dibangun di lima titik perikanan air tawar intensif di Danau Maninjau tersebut (Muko-muko, Koto Kaciak, Kubu Baru, Tanjung Sani dan Sigiran).


Hasil analisa menemukan 17 jenis fitoplankton dari lima keluarga besar yang diketahui menghuni perairan tawar, dengan tingkat produktifitas primer tertinggi diamati pada dua titik di Tanjung Sani dan Kubu Baru. Tingkat produktifitas primer yang ditandai dengan konten klorofil-a dari fitoplankton yang dikoleksi, dipengaruhi oleh faktor-faktor fisika-kimia perairan, yang dalam hal ini diduga paling besar disumbangkan oleh perikanan dengan sistem keramba apung di permukaan danau.


Penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal Bioflux Volume 13 Isu 3, yang terbit pada bulan Juli yang lalu dan menjadi salah satu dokumentasi kondisi perairan Danau Maninjau yang sangat berharga. Paper selengkapnya dapat dilihat pada link berikut --> klik disini

Read 725 times Last modified on Selasa, 27 September 2022 11:07