Thursday, 21 April 2022 08:33

Menuju Tokyo Metropolitan University

Written by

Rabu 20 April 2022, Ahmad Taufiq, S.Si, M.Si memulai perjalanan panjang untuk studi lanjut di School of Science Department of Biological Sciences Tokyo Metropolitan University. Ahmad Taufiq yang mulai mengabdi di Jurusan Biologi sejak tahun 2015 akan melanjutkan studi S3 dengan topik penelitiaan "Comparative Phylogeography of several component species of evergreen broad-leaved forest in Sundaland populations". Kajian akan dilakukan melalui pendekatan spasial, taksonomi dan molekuler. Kajian ini merupakan kristalisasi dari rangkaian kegiatan yang telah dilakukannya semenjak dari studi S1, S2 serta berbagai penelitian selama menjadi staf di Jurusan Biologi. Ahmad Taufiq akan bergabung di Systematic Botany Laboratory, yang selama ini melakukan berbagai kajian terkait dengan Taksonomi dan Filogeni dari tumbuhan tingkat tinggi, Fitogeografi dan Biologi reproduksi pada tumbuhan berbunga.

Perjalanan panjang ini diharapkan akan semakin memperkuat Jurusan Biologi dalam menjalankan berbagai kegiatan untuk mewujudkan visinya yakni “Menjadi Program Studi yang unggul dalam mengkaji dan mengembangkan biodiversitas dan konservasi sumberdaya hayati tropika serta menghasilkan lulusan yang berdaya saing di tingkat internasional pada tahun 2028”. Secara spesifik, studi lanjut yang dilakukan Ahmad Taufiq diharapkan juga semakin mempertajam ciri khas Biologi FMIPA Universitas Andalas yang selama ini sangat kuat di bidang biodiversitas tropika. Selain itu kajian yang dilakukan juga diharapkan memperkaya warna dan analisis, tidak hanya berdasarkan pendekatan taksonomi klasik, tetapi juga dikaji dari sisi intrinsic (molekuler) serta ekstrinsik (spasial).

Selamat menempuh perjalanan Pak Ahmad Taufiq, Ganbatte Kudasai!

Wednesday, 20 April 2022 09:13

Memahami Sang Penjelajah Samudera

Written by

Sejalan dengan pelaksanaan kerjasama antara Fakultas Maematika dan ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas, khususnya Jurusan Biologi dengan Liberec Zoo, dua orang mahasiswa Biologi m. Ryan Maulana dan Lusi Rahmayeni mendapat kesempatan ikut kegiatan Penelitian Adéla Hemelíková, M.Sc yang sedang meneliti tentang penyu. Pada 5-13 April, team peneliti melakukan survei di Pulau Pandan untuk mendata penyu yang melakukan pendaratan dan bertelur. Survey yang dilakukan pada malam hari juga bertujuan untuk melakukan kajian morfometrik terhadap penyu yang mendarat serta pengambilan sampel genetik. Sejalan dengan kegiatan tersebut juga dilakukan relokasi telur penu ke tempat yang lebih aman, sehingga bisa terhindar dari gangguan-gangguan yang bisa menyebabkan telur gagal menetas ataupu tingginya tingkat kematian pada tukik, seperti biawak dan aktivitas illegal. Tukik yang menetas segera dilepaskan di pantai terdekat.

Lembaga Penelitian dan Pengabdian masyarakat Universitas Andalas melalui pengumuman No 62/UN.16.17/PT.06/2022 Menetapkan dua orang Guru Besar Jurusan Biologi FMIPA yakni Prof. Dr. Dewi Imelda Roesma, M.Si dan Prof. Dr.rer nat. Indra Junaidi Zakaria, M.Si berhak mendapatkan hibah penelitian Skema Penelitian Dasar/terapan Unggulan Klaster Riset-Publikasi Guru Besar. Dosen lainnya Dr. Henny Herwina, S.Si, M.Si mendapatkan hibah dari skema Penelitian Dasar/terapan Unggulan Klaster Riset-Publikasi Percepatan ke Guru Besar Batch I.  Dengan demikian pada tahun 2022 sudah eman orang dosen Biologi mendapatkan pendanaan penelitian.

2 orang Dosen Biologi yakni Dr. Fuji Astuti febria, S.Si, M.Si dan Dr. M. Idris, S.Si, M.Si dinyatakan berhasil untuk mendapatkan dana penelitian Riset Dasar sesuai dengan Pengumuman No 57/UN.16.17/PT.06/2022 dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian masyarakat Universitas Andalas.

Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Fuji Astuti Febria, S.Si, M.Si berjudul “Bakteri Laut Pembentuk Biofilm Sebagai Bioremediator Dalam Upaya Pengelolaan Perairan Tercemar Logam” dilatar belakangi oleh kajian sebelumnya yang menunjukkan tingginya kandungan logam berat seperti Cadmium (Cd), Crom (Cr), Timbal (Pb) dan Cuprum (Cu) di perairan Teluk Bungus, dengan konsentrasi yang bahkan telah melampaui baku mutu lingkungan. Tingginya kandungan logam berat dalam lingkungan perairan tentunya dapat mengancam ekosistem perairan itu sendiri bahkan lebih jauh bisa memicu permasalahan bagi kesehatan manusia. Melalui penelitian ini diharapkan bisaa dilakukan pemulihan lingkungan perairan yang tercemar logam berat dengan mengguakan teknik teknik yang ramah lingkungan dengan menggunakan pendekatan bioteknologi dengan memanfaatkan potensi mikroorganisme. Dalam jangka panjang penelitian ini diharapkan bisa menghasilkan produk inovatif sekaligus praktis untuk diimplementasikan di lapangan untuk menyelesaikan permasalahan pencemaran logam berat pada ekosistem perairan.

 

Indonesia memiliki wilayah perairan yang luas, sehingga menjadi rumah bagi enam dari tujuh spesies penyu yang ada di dunia. Keenam spesies penyu itu diantaranya Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea), Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea), Penyu Pipih (Natator depressus), Penyu Tempayan (Caretta caretta), dan Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata). Penyu memiliki peran penting dalam ekosistem perairan. Ketika musim bertelur, penyu betina akan naik ke daratan untuk membuat sarang dan bertelur. Penyu dapat menghasilkan ratusan hingga ribuan telur, sekitar 60 hari kemudian, telur menetas dan anakan penyu (tukik) akan keluar dari sarang dan bergerak perlahan menuju ke perairan. Setelah dewasa, mereka akan kawin, kemudian naik ke daratan untuk membuat sarang dan bertelur kembali.