Biologi

Biologi

12 April 2022

Lembaga Penelitian dan Pengabdian masyarakat Universitas Andalas melalui pengumuman No 62/UN.16.17/PT.06/2022 Menetapkan dua orang Guru Besar Jurusan Biologi FMIPA yakni Prof. Dr. Dewi Imelda Roesma, M.Si dan Prof. Dr.rer nat. Indra Junaidi Zakaria, M.Si berhak mendapatkan hibah penelitian Skema Penelitian Dasar/terapan Unggulan Klaster Riset-Publikasi Guru Besar. Dosen lainnya Dr. Henny Herwina, S.Si, M.Si mendapatkan hibah dari skema Penelitian Dasar/terapan Unggulan Klaster Riset-Publikasi Percepatan ke Guru Besar Batch I.  Dengan demikian pada tahun 2022 sudah eman orang dosen Biologi mendapatkan pendanaan penelitian.

04 April 2022

2 orang Dosen Biologi yakni Dr. Fuji Astuti febria, S.Si, M.Si dan Dr. M. Idris, S.Si, M.Si dinyatakan berhasil untuk mendapatkan dana penelitian Riset Dasar sesuai dengan Pengumuman No 57/UN.16.17/PT.06/2022 dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian masyarakat Universitas Andalas.

Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Fuji Astuti Febria, S.Si, M.Si berjudul “Bakteri Laut Pembentuk Biofilm Sebagai Bioremediator Dalam Upaya Pengelolaan Perairan Tercemar Logam” dilatar belakangi oleh kajian sebelumnya yang menunjukkan tingginya kandungan logam berat seperti Cadmium (Cd), Crom (Cr), Timbal (Pb) dan Cuprum (Cu) di perairan Teluk Bungus, dengan konsentrasi yang bahkan telah melampaui baku mutu lingkungan. Tingginya kandungan logam berat dalam lingkungan perairan tentunya dapat mengancam ekosistem perairan itu sendiri bahkan lebih jauh bisa memicu permasalahan bagi kesehatan manusia. Melalui penelitian ini diharapkan bisaa dilakukan pemulihan lingkungan perairan yang tercemar logam berat dengan mengguakan teknik teknik yang ramah lingkungan dengan menggunakan pendekatan bioteknologi dengan memanfaatkan potensi mikroorganisme. Dalam jangka panjang penelitian ini diharapkan bisa menghasilkan produk inovatif sekaligus praktis untuk diimplementasikan di lapangan untuk menyelesaikan permasalahan pencemaran logam berat pada ekosistem perairan.

 

13 March 2022

Indonesia memiliki wilayah perairan yang luas, sehingga menjadi rumah bagi enam dari tujuh spesies penyu yang ada di dunia. Keenam spesies penyu itu diantaranya Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea), Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea), Penyu Pipih (Natator depressus), Penyu Tempayan (Caretta caretta), dan Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata). Penyu memiliki peran penting dalam ekosistem perairan. Ketika musim bertelur, penyu betina akan naik ke daratan untuk membuat sarang dan bertelur. Penyu dapat menghasilkan ratusan hingga ribuan telur, sekitar 60 hari kemudian, telur menetas dan anakan penyu (tukik) akan keluar dari sarang dan bergerak perlahan menuju ke perairan. Setelah dewasa, mereka akan kawin, kemudian naik ke daratan untuk membuat sarang dan bertelur kembali.