Memiliki ribuan pulau merupakan berkah dan sekaligus menimbulkan permasalahan tersendiri bagi pemerintahan Indonesia. Proses pembentukan kepulauan yang bervariasi, posisi geografis, dan pengaruh iklim lautan menyebabkan masing-masing pulau mempunyai keanekaragaman tumbuhan dan satwa yang sangat unik dan tidak bisa dijumpai pada daerah lain. Seiring dengan itu, bentuk adaptasi masyarakat yang menempati wilayah kepulauan tersebut memunculkan beranekaragam budaya dan kearifan lokal sehingga menjadi suatu kekayaan tersendiri.

Secara tradisional interaksi masyarakat dengan kondisi kepulauan telah menghadirkan pola hubungan yang harmonis. Pola tradisional masih mengandalkan pola pemanenan tumbuhan seperti memetik, perburuan hewan dan menebang kayu hasil hutan, namun semuanya masih dalam ukuran yang wajar dan bisa dipenuhi atau diistilahkan dengan sesuai daya dukung. Permasalahan muncul ketika terjadi pergeseran dari pola tradisional kepada pola modern. Seiring dengan pertumbuhan populasi, perubahan pola hidup, meningkatnya kebutuhan, serta munculnya keinginan untuk memiliki sesuatu yang terdapat pada wilayah pulau lain, menjadi faktor pendorong tergerusnya harmoni antara masyarakat dengan lingkungan kepulauan. Demikian pula dengan berbagai bentuk informasi, bahan, perkakas, serta gaya hidup yang diperkenalkan dari luar menjadikan suatu wilayah kepulauan bisa mengalami perubahan jati dirinya. 

 

Ketika kita memasuki kota Padang dari arah utara ataupun timur, kita akan bisa melihat patung Bengkuang yang berdiri kokoh di garis perbatasan kota tersebut. Kota Padang pernah sangat dikenal dengan nama Kota Bengkuang, buah yang dikenal dengan nama ilmiah Pachyrhizus erosus ini menjadi oleh-oleh yang selalu ditanyakan ketika seseorang baru kembali dari kota Padang. Adanya berbagai jenis buah dan makanan lainnya sejalan perkembangan zaman, menjadikan bengkuang hanya bisa kita jumpai pada beberapa bagian kota saja. Padahal bengkuang merupakan buah yang selama ini kita nikmati mempunyai khasiat yang banyak tanpa kita sadari. Umbi bengkuang yang banyak mengandung air selama ini dikonsumsi sebagai buah baik secara langsung, ataupun dipadu dengan buah lainnya sebagai rujak, salad buah ataupun sup buah.

Buku “Serat Bengkuang Sebagai Anti Penyakit Metabolik” merupakan salah satu mata rantai penting yang menjembatani permasalahan akibat perubahan gaya hidup dengan pemanfaatan biodiversitas khususnya tanaman bengkuang. Penelitian terdahulu menunjukkan adanya potensi bengkuang sebagai imunomodulator. Akan tetapi, analisis khusus untuk mengeksplorasi senyawa-senyawa potensial lainnya masih sangat terbatas. Rangkaian penelitian yang telah dilakukan penulis buku ini (Putra Santoso, Ph.D) terhadap potensi serat bengkuang dalam mencegah berbagai bentuk penyakit metabolik, merupakan sesuatu yang sangat penting dan bernilai strategis tidak hanya dari sisi pemanfaatan biodiversitas, ikut membantu meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, bahkan juga sangat bernilai dalam pengembangan ekonomi kreatif masyarakat.

Salah satu upaya manusia untuk mengurasi efek global warming dan perubahan iklim adalah dengan memperbanyak penanaman pohon. Dirujuk dari Petunjuk Teknis Penanaman Spesies Pohon Penyerapan Polutan Udara yang diterbitkan oleh KLHK (2015) bahwa pada 1 Hektare Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang dipenuhi pohon besar dapat menghasilkan 0,6 ton oksigen untuk 1500 penduduk per hari dan menyerap 2,5 ton CO2 per tahun. Selain itu, kemampuan pohon untuk menyerap CO2 adalah salah satu cara efektif untuk mengatasi perubahan iklim.

Untuk itu, Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMABIO) di bawah naungan Jurusan Biologi Universitas Andalas melaksanakan Aksi Tanam 100 Bibit Pohon Karamuntiang di Hutan Pendidikan dan Penelitian Biologi (HPPB) pada 28 November 2021 lalu. Kegiatan ini merupakan acara pertama yang diangkatkan oleh kepengurusan HIMABIO periode 2022/2023 yang baru saja dilantik di bawah kepengurusan Harry Sumartin. Acara ini menjadi pentup pada kalender tahun 2021 dan juga berbarengan dengan momentum Hari Tanam Pohon Nasional.

Dalam rangka mewujudkan misi menghasilkan lulusan yang mumpuni dalam bidangnya dan sesuai dengan kebutuhan pengguna, Biologi UNAND mengadakan diskusi terpumpung (Focus Group Discussion) dengan menghadirkan para pengguna lulusan (Users). Kegiatan yang menghadirkan narasumber Dr. Dolly Priatna (Direktur Eksekutif Yayasan Belantara), Dr. M. Rifqi, Sp, MSi (Analisis Perencanaan pada Kelompok Program Sekretariat Direktorat Jendral Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia), Dr. Sarjiya Antonius (P2B Badan Riset Inovasi Nasional) dan Bakhtiar Santri Aji (Greencorp Consultant Indonesia). Kegiatan dilaksanakan secara dalam jaringan (daring) melalui Zoom meeting pada hari Sabtu, 27 November 2021. Kegiatan ini dibuka oleh Prof. Dr. Syamsuardi, M.Sc. selaku Wakil Dekan II Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan ditutup oleh Wakil Rektor I Universitas Andalas Prof. Dr. Mansyurdin, M.S. Sedangkan diskusi dan pemaparan materi dimoderatori oleh Dr. Indra Junaidi Zakaria, Biologi FMIPA Universitas Andalas.

Prof. Dr. Syamsuardi, M.Sc selaku Wakil Dekan II FMIPA pada pembukaan menyampaikan apresiasi kepada panitia pelaksana dan narasumber yang berkenan mengangkat dan memberikan materi dalam kegiatan FGD yang bertajuk “Pengembangan Pendidikan Berbasiskan Capaian (Outcome Based Education-OBE) Prodi S2 Biologi”. Prof. Syamsuardi menyampaikan bahwa program studi harus lebih adaptif dan ulet terhadap perkembangan zaman dan mesti bisa membangun iklim akademik yang cocok sehingga bisa menghasilkan lulusan yang kompeten pada bidang ilmu serta memiliki daya saing dalam dunia kerja. Pada kesempatan ini, dalam sambutan singkatnya Prof. Dr. Mansyurdin, M.S yang juga merupakan Wakil Rektor bidang Akademik Universitas Andalas menyampaikan bahwa pada tingkat perguruan tinggi dengan adanya perubahan status Universitas Andalas menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) mesti disikapi dengan peran aktif segenap civitas akademik terhadap masa transisi yang pendek. Status PTNBH mengamanatkan Unand untuk menjadi salah satu dari 500 PTN terbaik internasional. Karenanya, Unand mendorong semua program studi untuk meningkatkan kinerjanya sehingga bisa di-rekognisi sebagai prodi bertaraf internasional, hal mana salah satunya bisa dibuktikan dengan perolehan sertifikasi pada tingkat dunia. Salah satu langkah mewujudkan tujuan tersebut adalah dengan menerapkan kurikulum berbasis capaian (OBE). Mekanisme perumusan berbasis OBE adalah dengan merujuk kepada Kualifikasi Kompetensi Nasional Indonesia (KKNI), Konsorsium bidang ilmu (Konsorsium Biologi Indonesia atau KOBI), serta masukan para pihak (stakeholders), seperti dari para pengguna lulusan. Karena itu, baik Wakil Dekan bidang II FMIPA dan Wakil Rektor bidang Akademik Universitas Andalas sangat menyambut baik kegiatan yang diadakan.

Tuesday, 23 November 2021 09:30

"Dan Damai di Bumi" Resensi Buku oleh Dr. Wilson Novarino

Written by

Rangkaian kata yang menjadi judul tulisan ini, merupakan judul buku yang diterbitkan lebih seratus tahun yang lalu. Buku yang aslinya berjudul Und Friede auf Erden! Merupakan hasil karya Karl May dan diterbitkan pertama kali pada  1904. Sejak pertama kali diterbitkan sampai sekarang telah diterjemahkan ke lebih dari 100 bahasa dan menginspirasi banyak penggiat lingkungan dan praktisi konservasi alam. Kepiawaian narasi Karl May dengan puluhan karyanya telah banyak menggugah kecintaan dan keinginan berpetualang di alam. Rasa cinta ini akhirnya menjelma menjadi kepedulian akan lingkungan yang tinggi.  Banyak tokoh penggiat lingkungan merupakan penggemar kara-karyanya. Prof. Dr. Emil Salim, merupakan salah satu penggemar Karl May. Beliau kemudian juga menjadi lokomotif bagi gerbong kesadaran lingkungan di Indonesia.

Karl May, sebagai seorang pengarang banyak berkisah tentang perjalanan tokoh utamanya Old Shaterhand ke benua Amerika yang masih alami (wildwest) dan bersahabat dengan seorang ketua suku indian yang bernama Winnetou. Dalam kisah perjalanan tersebut, Karl May berkisah tentang indahnya alam asli Amerika berserta keunikan flora, fauna dan penduduk asli Amerika yakni bangsa Indian. Meskipun dalam kisah yang disampaikan Karl May menceritakan secara detail perjalanan tersebut, bahkan seolah-olah melakukan segalanya, namun kisah tersebut semuanya dibangun dari berbagai sumber tanpa pernah berkunjung sekalipun ke Amerika. Dan damai di Bumi, menjadi salah satu buku Karl May yang ditulis berdasarkan perjalanan yang sesungguhnya. Bahkan pada kurun waktu 10 sampai 23 november 1899 karl my menghasbiskan waktunya di Padang, Sumatra Barat. Karl May menginap di Hotel Atjeh, yang saaat ini menjadi lokasi salah satu hotel ternama di kota Padang.

 

Salah satu cara meningkatkan kualitas suatu institusi adalah dengan menjalin kerjasama internasional dengan beberapa universitas di dunia. Hal itulah yang memotivasi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Andalas memperluan jaringan kerjasama Internasional dengan melakukan pertemuan virtual Google meet bersama Kaohsiung Medical University Taiwan pada hari Kamis 19 November 2021. Pertemuan ini dijembatani oleh Ilham Kurnia yang merupakan alumni dari Biologi. Pertemuan ini membicarakan peluang kerjasama dalam bentuk MoU dan MoA antara jurusan Biologi FMIPA universitas Andalas dengan Department of Biomedical Science and Environmental Biology, Kaohsiung Medical University.

Pada kesempatan ini, perwakilan dari  Kaohsiung Medical University (KMU) adalah  Prof. Yong-Chao Su  sebagai direktur untuk  Division of Student Exchange, KMU Office of Global Affairs, dan juga merupakan profesor pada Department Of Biomedical Science And Environmental Biology. Selaian itu Dr. Yin-Tse Huang dan Dr. Chi-Yun Kuo staf pengajar untuk bidang keahlian entomologi. Sedangkan dari juruan Biologi Unand adalah Dr. Wilson Novarino sebagai ketua jurusan serta  Dr. Rizaldi dan  Dr. Muhammad Idris.

Beberapa topik yang dibicarakan adalah berkaitan dengan  kolaborasi riset, pertukaran pelajar baik pada tingkat S1 maupun S2 serta Pengiriman dosen atau mahasiswa untuk melanjutkan studi S2 atau S3 ke KMU yang dikemas dalam bentuk MoU dan MoA. Untuk memperkuat kerjasama ini, diharapkan dalam waktu dekat akan dapat dilakukan beberapa kegiatan sebagai bentuk aksi nyata dalam upaya “Capacity Building Improvement” jurusan biologi unand dengan KMU melalui Department of Biomedical Science and Environmental Biology.

 Bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat tersebut diantaranya Join conference atau seminar online (webinar) untuk saling mengetahui bidang dan topik penelitian dari kedua belah pihak, Summer Course Program yang melibatkan berbagai universitas di Indonesia, Taiwan serta negara lainnya dengan Unand dan KMU, Join Collaboration Work, serta pengiriman mahasiswa dalam lingkup “student exchange” antara Biologi dengan KMU untuk satu semester di KMU.

Selain pihak dari jurusan Biologi dan KMU, pada kegiatan tersebut turut hadir Mae Responte, staf pengajar dari University of the Philipines Mindanao yang melanjutkan studi doctoral di KMU. Diskusi ini tentunya berkaitan dengan kesempatan kerjasama antara University of the Philipines Mindanao dengan jurusan Biologi khususnya dan Unand umumnya.