Dr. Dolly Priatna dalam pemaparannya menyatakan bahwa semenjak 10 tahun terakhir perusahaan-perusahaan terutama yang bergerak pada bidang kelapa sawit dan hutan tanaman membutuhkan staf yang memahami dan mampu menerapkan upaya-upaya konservasi biodiversitas. Hal ini sebagai salah satu syarat dalam memenuhi kerangka kerja menghasilkan produk yang berkelanjutan (sutainability). Kerangka kerja yang salah satunya dibuktikan dengan adanya sertifikasi yang dimiliki seperti dari RSPO (Roundtable Sustainable Palm Oil) dan FSC (Forest Stewardship Council). Sertifikasi tersebut dalam kriterianya mencantumkan adanya upaya pelestarian terhadap biodiversitas dan bahkan pengelolaan dalam tingkatan bentang alam. Hal inilah yang mendorong kebutuhan tenaga ahli Biologi pada banyak perusahaan sekarang ini, selain tentunya masih tetap dibutuhkan sebagai staf pada bidang riset dan pengembangan (RnD), Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ataupun environmental, Health and Safety (EHS).
Pemaparan selanjutnya disampaikan oleh Dr. Sarjiya Antonius menegaskan peran strategis biologi dalam menghadapi tantangan masa kini dan antisipasi perkembangan pada masa datang. Dr. Sarjiya Antonius memberikan gambaran tentang perkembangan bidang mikrobiologi dan biomolekuler yang telah memberikan berbagai kontribusi baik pada pemecahan masalah produksi pangan, penguraian limbah dan serta peningkatan kesuburan tanah secara biologi. Perkembangan dan penerapan hasil dalam bidang Bioremediasi, Biofertilizer, Biokonversi dan Biotransformasi dalam berbagai sektor telah memberikan solusi pada berbagai sektor. Karenanya, kajian dalam bidang mikrobiologi dan biomolekuler merupakan salah satu sektor yang akan sangat menjanjikan bagi lulusan pascasarjana Biologi pada masa depan.
Pembicara ketiga pada kesempatan kali ini adalah Bakhtiar Santri Aji dari Greencorp Consultant Indonesia yang telah beberapa kali menggunakan jasa alumni dan mahasiswa pascasarjana Biologi FMIPA Universitas Andalas. Bakhtiar Santri Aji menyampaikan bahwa tenaga ahli biologi sangat berpeluang mengisi kebutuhan pada bidang jasa konsultasi. Perusahaan multinasional yang ingin berinvestasi di Indonesia, akan memulai kegiatan dengan kajian “Risk Assessment” yang salah satunya juga terkait kemungkinan adanya konflik dengan biodiversitas apakah jenis yang dilindungi ataupun ekosistem penting. Karenanya peran ahli biologi sangat dibutuhkan, dan kebutuhan ini juga akan berlanjut dengan kegiatan lainnya seperti Environmental and Social Impact Assessment (ESIA), Environmental and Social Baseline Study, dan Environmental and Social Due Diligence.
Dr. M. Rifqi, SPi, MSi selaku pembicara keempat kembali menegaskan peran strategi pada masa sekarang dan masa datang terkait dengan kerangka pembangunan berkelanjutan (SDG’s) dan perubahan iklim. Adanya komitmen “zero emission from Forest and Other Land Use (FOLU) pada tahun 2030” jelas membutuhkan kajian bidang biologi. Selain itu kajian terkait dengan “Blue Carbon” yang masih tertinggal dibandingkan isu karbon lainnya juga menjadi peluang bagi mahasiswa pascasarjana biologi pada masa datang, apalagi mengingat posisi strategis Unand pada pantai barat Sumatera yang memiliki wilayah laut yang cukup luas.
Para narasumber secara terpisah menyampaikan bahwa beberapa hal yang mesti diakomodasi dalam kurikulum Prodi S2 Biologi antara lain adalah; perlunya mahasiswa untuk lebih memahami perkembangan kebijakan global dan nasional terkait biodiversitas seperti isu pembangunan berkelanjutan, perubahan iklim dan restorasi ekosistem; Berbagai bentuk adaptasi terkait ke dua isu tersebut baik pada sisi kebijakan, aksi pada tingkat perusahaan, masyarakat serta metode pemantauan yang dilakukan baik secara konvensional maupun dengan metoda-metoda yang mutakhir; Meningkatkan kemampuan untuk memahami hal-hal baru secara cepat dan mampu menyampaikan analisis dan masukan terkait kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada masa datang. Prodi S2 Biologi juga mesti mengarahkan mahasiswanya untuk mampu mengelola sebuah kegiatan atau project dengan baik, sehingga bisa membangun kelompok dan jejaring kerja (teamwork & network) sehingga bisa menyelesaikan masalah secara menyeluruh (comprehensive). Hal mana juga ditegaskan oleh Wakil Rektor bidang Akademik Universitas Andalas bahwa misi utama universitas adalah pendidikan dan ukuran ketercapaiannya adalah outcome dan impact dari lulusan yang dihasilkan setelah menerapkan ilmunya pada masayarakat.