Kuliah Umum Penyu dengan Tema: "Sea Turtle Research and Conservation in Sumatra, Indonesia"

Indonesia memiliki wilayah perairan yang luas, sehingga menjadi rumah bagi enam dari tujuh spesies penyu yang ada di dunia. Keenam spesies penyu itu diantaranya Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea), Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea), Penyu Pipih (Natator depressus), Penyu Tempayan (Caretta caretta), dan Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata). Penyu memiliki peran penting dalam ekosistem perairan. Ketika musim bertelur, penyu betina akan naik ke daratan untuk membuat sarang dan bertelur. Penyu dapat menghasilkan ratusan hingga ribuan telur, sekitar 60 hari kemudian, telur menetas dan anakan penyu (tukik) akan keluar dari sarang dan bergerak perlahan menuju ke perairan. Setelah dewasa, mereka akan kawin, kemudian naik ke daratan untuk membuat sarang dan bertelur kembali.

Namun, keberadaan penyu di Indonesia, khususnya pulau Sumatera menjadi sangat terancam akibat pencemaran kualitas air, perdagangan illegal, hingga interaksi yang terjadi dengan aktivitas manusia menjadi ancaman yang serius terhadap keberlanjutan populasi penyu di alam. Untuk itu, upaya konservasi menjadi sesuatu yang harus dilakukan, dengan memberikan pembinaan dan sosialisasi kepada masyarakat setempat, pembinaan teknis kepada praktisi konservasi di lapangan, serta membangun kemitraan Bersama NGO maupun Perguruan Tinggi dapat mendukung upaya konservasi penyu di masa mendatang.

Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Andalas  melalui kegiatan Kuliah Umum dengan tema: “Sea Turtle Research and Conservation in Sumatra, Indonesia” pada Jumat, 11 Maret 2022 menghadirkan pemateri dari Liberec Zoo/Czech University of Live Sciences, Adela Hemelikova, M. Si., dengan dimoderatori oleh Nadira Nurul Fathiyah, mahasiswa Biologi Universitas Andalas. Dalam sambutannya, Dr. Wilson selaku ketua jurusan Biologi menyampaikan bahwa “penyu memiliki peran penting dalam ekosistem perairan, maka tidak hanya dosen, peneliti, maupun masyarakat lokal bahkan mahasiswa juga harus dilibatkan dalam upaya konservasi ini. Harapannya, melalui kegiatan ini dapat memberikan ilmu baru kepada mahasiswa khususnya yang tertarik mengenai penyu."

Adela Hemelikova menyampaikan bahwa dari enam spesies penyu yang ada di Indonesia 2 diantaranya mengalami penurunan populasi hingga 80% di wilayah Sumatera dan tercatat dalam daftar merah IUCN. Mikroplastik, fishing net, dan perdagangan ilegal menjadi ancaman terhadap penurunan populasi penyu di alam. Dalam penelitian yang dilakukannya di berbagai wilayah Sumatera, Adela mengatakan bahwa "Penelitian penyu dengan melibatkan mahasiswa dan masyarakat dapat menjadi upaya untuk perlindungan penyu, adapun metode yang sering dilakukan adalah monitoring dari penggunaan dan perdagangan penyu, sosialisasi penyu kepada masyarakat lokal, asesmen jumlah populasi dan melakukan tindakan konservasi yang seharusnya".

Bagian substansial dalam pengumpulan data terkait penyu di pantai meliputi kondisi sarang,distribusi sarang, kondisi telur, profil pantai, erosi dan keadaan ombak, pengukuran morfometrik serta keberadaan predator. Penelitian terkait penyu dengan melibatkan masyarakat lokal dan mahasiswa, dapat menjadi dasar untuk penentuan tindakan konservasi yang sesuai untuk masa depan penyu di Sumatera, Indonesia.

 

Read 795 times Last modified on Selasa, 27 September 2022 09:26