
Biologi
Setelah beberapa saat yang lalu Program Studi S3 Biologi menyelesaikan input bahan-bahan yang akan digunakan untuk mengaudit mutu pelayanannya kepada Lembaga Penyelenggaraan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Andalas, sekarang giliran Program Studi S1 yang diaudisi mutunya. Para auditor yang ditugaskan oleh LP3M Unand meninjau langsung ke Jurusan Biologi dan disambut oleh Ketua beserta perangkat Jurusan yang bersangkutan.
Audit dilakukan di ruang pertemuan lantai 2 Jurusan Biologi. Dalam proses tersebut, tim auditor yang beranggotakan [tambahkan di sini kakak] menyampaikan beberapa point penting terkait dengan masalah mutu pendidikan yang diselenggarakan pada Program Studi S1 Biologi. Dari peta mutu yang muncul setelah semua bahan-bahan audit disubmit di laman LP3M Unand, dapat diketahui apa-apa saja faktor yang menjadi kelebihan dan kekurangan dari Program Studi yang diaudit. Tentunya hal ini selanjutnya akan membantu dalam mempertahankan mutu, serta memperbaiki dan meningkatkan aspek-aspek yang masih kurang memenuhi standard. Hal ini tentunya sudah menjadi komitmen bersama dari setiap civitas akademika yang ada di Jurusan Biologi untuk terus meningkatkan mutu pelayanan pendidikannya.
Kakao merupakan salah satu tanaman perkebunan yang menjadi komoditas pertanian penting bagi Indonesia. Sumatera barat sendiri menjadi salah satu sentra perkebunan kakao untuk Indonesia bagian barat. Beberapa varietas unggul yang sedang dikembangkan produktivitasnya adalah varietas ICS 60, TSH 858 dan Scavina. Salah satu keunggulan dari varietas ini adalah mampu bertahan dari penyakit busuk buah yang disebabkan oleh jamur Phytoptora palmivora. Untuk menghasilkan produk kakao yang berkualitas baik, salah satu proses utama yang harus dilakukan adalah fermentasi.
Fermetasi merupakan hal penting dalam proses pasca panen biji kakao. Fermentasi ini melibatkan beberapa indigenous bakteri yang menghidrolisis senyawa pada pulp biji kakao. Bakteri indigenous merupakan mikroorganisme alami yang terdapat pada pulp kakao dan berperan pada proses fermentasi. Penelitian yang dilakukan oleh beberapa dosen Biologi FMIPA Universitas Andalas adalah mengamati karakteristik dari indigenous bakteri serta potensi enzimatis isolate bakeri tersebut dalam menghidrolisis polisakarida seperti amilum dan selulosa. Aplikasi dari bakteri indigenous pada fermentasi kakao nantinya diharapkan mampu memperbaiki kualitas biji kakao fermentasi baik dari nilai antioksidan ataupun aroma serta rasa pada produk coklat.
Pada penelitian ini dilakukan karakterisasi morfologi koloni, morfologi sel serta uji amilolitik dan selulolitik dari bakteri indigenous pemfermentasi pulp kakao. Sembilan isolat bakteri yang diperoleh merupakan kelompok bakteri gram positif dan gram negatif, berbentuk basil dan kokus serta morfologi koloni yang berbeda-beda. Pada pengujian indeks amilolitik (IA), isolat C2 dari varietas ICS 60 menunjukkan nilai IA tertinggi yaitu 24, sedangkan untuk pengujian indeks selulolitik (IS), isolat C4 menunjukkan IS tertinggi yaitu 10. Dilihat dari segi nilai indeks dan zona beningnya, isolat C2 merupakan isolat yang berpotensi untuk untuk dijadikan starter penghasil enzim amilase.
Penelitian ini sudah diterbitkan pada jurnal Biopropal Industri Volume 11 Nomor 1 yang terbit pada bulan Juni tahun 2020. Untuk paper lengkapnya, silahkan download pada link disini
Salah satu elemen yang menunjang kegiatan pembelajaran di bidang biologi adalah ketersediaanya laboratorium alam yang menjadi tempat praktek segala materi yang dipelajari di ruang kelas. Salah satu bentuk laboratorium alam adalah stasiun lapangan yang difungsikan bukan hanya untuk tujuan penelitian dan praktek, tetapi lebih jauh lagi dapat bertindak sebagai situs pelestarian sumber daya alam yang ada di dalamnya. Di Indonesia sendiri, terdapat banyak stasiun penelitian, yang dikelola oleh beragam institusi pemerintah atau swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat.
Jurusan Biologi Universitas Andalas sendiri memiliki stasiun lapangan yang dinamakan dengan Hutan Pendidikan dan Penelitian Biologi (HPPB) yang menempati kawasan seluas hampir 150 hektar di sisi sebelah timur kompleks kampus. Kawasan HPPB ini telah banyak menghasilkan penelitian-penelitian di berbagai bidang dalam disiplin Biologi serta berperan besar meluluskan banyak sarjana Biologi.
Sebagai salah satu badan perairan tawar terbesar yang ada di Provinsi Sumatera Barat, Danau Maninjau telah lama menjadi sentra lokasi perikanan (fish farming) air tawar, baik melalui pemanfaatan populasi ikan liar asli danau ataupun ikan yang dikembangbiakan dalam keramba apung di permukaan danau. Banyaknya petani yang menggunakan keramba apung ini memberikan efek kepada perairan danau, akibat residu makanan ikan di dalam keramba yang masuk ke perairan lepas dan mempengaruhi kondisi perairan. Selain itu, terdapat beberapa faktor lain yang mempengaruhi kondisi perairan danau yang sangat penting untuk diawasi secara teratur demi menjaga kondisi yang kondusif untuk keberlangsungan perikanan air tawar di sana.
Tim peneliti yang terdiri dari sejumlah tenaga pengajar di Jurusan Biologi, Fakultas MIPA Universitas Andalas dan Fakultas Perikanan Universitas Bung Hatta melakukan penelitian terkait produktifitas perairan di Danau Maninjau dengan mengukur komponen biologi, fisik dan kimia. Fitoplankton yang menjadi indikator biologis, disertai dengan kandungan oksigen, karbondioksida serta nitrogen dan fosfat diukur bersama-sama dengan faktor fisika seperti pH, kekeruhan air, intensitas cahaya dan suhu air pada beberapa stasiun data yang dibangun di lima titik perikanan air tawar intensif di Danau Maninjau tersebut (Muko-muko, Koto Kaciak, Kubu Baru, Tanjung Sani dan Sigiran).